irfano. Theme images by Storman. Powered by Blogger.

Recent Comments

Popular

Pages

Flickr

Iklan

Alt/Text Gambar Alt/text Gambar Alt/Text Gambar IMG-20160211-WA0004"
Pasang Iklan Gratis

Wednesday, February 10, 2016

Al Kisah Rachel & Reno

 



Shoot by Gio
Pagi ini Rachel jengkel ingat kelakuan Reno yang hampir menabrak dia dengan mobil sok kerennya itu, dengan tanpa dosa dia malah memaki Rachel, 
"Kalo jalan lihat-lihat.." katanya

Jelas saja dia naik darah, Rachel balas memaki dan memukul kap mobil Reno dengan sepatu high heels-nya, alhasil kap mobil Reno penyok


Semakin hari semakin sering Reno berseteru dengan Rachel, hal sekecil apapun pasti jadi ribut, seperti sore ini, hujan deras, dan saat Rachel keluar kampus, mobil Reno melewati genangan di dekat Rachel yang menyebabkan bajunya terkena cipratan lumpur, lalu Reno menghentikan mobilnya, Rachel berjalan menghampiri, dan bertepatan dengan itu Reno membuka jendelanya

"Gw anterin pulang.." kata Reno, hati Rachel masih mendidih mengingat dia basah kuyup dengan lumpur karena cowok sok keren ini


"Gw bisa pulang sendiri walaupun dengan baju kotor begini.." lalu Rachel beranjak dari mobil Reno...

"Dia udah keterlaluan..." rutuk Rachel sambil menghabiskan makan siang di kantin, sebelumnya Reno sempat membuat Rachel berteriak-teriak di kelas tadi, karena buku diktatnya dicoret-coret Reno

"Sendirian?" tanya Reno yang langsung duduk di depannya

"Bisa gak lw sekali aja gak usah ganggu gw.." semprot Rachel
"Gw tanya baik-baik lw malah marah" ujar Reno 
"Setiap ada lw gw pasti dapet bencana, jadi pergi jauh-jauh dari gw" sentak Rachel menghentikan makannya
"Ok, lw bakalan nyesel pernah ngomong gitu.."

Rachel menatap dengan tajam dan melihat Reno pergi, Rachel melanjutkan makannya lagi

Jam 5 sore Rachel sudah datang di cafe Break, dia langsung menuju loker dan mengganti baju, menggunakan seragam waitress cafe Break, pekerjaan paruh waktunya cukup untuk menutupi biaya kuliah yang dia tanggung, jam 11 malam, dia sudah bersiap-siap untuk pulang dan istirahat


Dan saat itu, Reno masih di jalan memacu mobilnya di jalanan sepi, lalu menghentikannya di pinggir jalan tol, dia keluar dari mobil dan menyulut rokoknya, mukanya terlihat murung, dan seperti sedang memikirkan sesuatu...


Liburan kuliah adalah waktu yang menyenangkan buat Rachel, karena dia bisa semakin leluasa mengatur waktu, sebelum pergi bekerja, dia bisa mengunjungi toko buku atau perpustakaan, atau ke satu tempat yang dia suka, toko buku kecil di dekat rumahnya, pak Seto, penjualnya, sangat mengenal Rachel karena dia datang setiap hari, cuma untuk mengobrol atau membantu menjaga tokonya, dan yang paling amat sangat dia suka, saat liburan adalah saat tidak bertemu si pengacau Reno


Biasanya dalam beberapa minggu tidak pergi ke kampus, Reno akan berkeliaran di luar kota atau pergi bersama teman-temannya, jadi dia tidak ada waktu mencari cara untuk mengganggu Rachel...


Rachel berjalan kaki menuju cafe Break, karena tidak begitu jauh dari tempat kost-nya, tanpa disadari, ada mobil yang mengikuti Rachel, dan di dalamnya, Reno tersenyum licik mengetahui mangsanya ternyata bekerja disana, akan menjadi liburan seru, pikir Reno


Rachel sibuk melayani pelanggan, sampai dia tidak menyadari kalau yang di depannya adalah Reno, senyumnya tiba-tiba menghilang


"Selamat.... malam.. silahkan mau pesan apa?" tanya Rachel terbata-bata

"Pelayannya ko gak ramah gini sih..." ujar Reno dengan muka pura-pura marah

"Maaf.. biar saya yang menggantikan, malam, silahkan mau pesan apa.." tutur Shela menarik Rachel dari situ dan mendesaknya ke pintu belakang.


Rachel menggerutu di belakang, tidak berapa lama Shela menghampiri Rachel yang sedang duduk tertunduk


"Loe kenapa Ra ?" tanya Shela

"Gw heran kenapa dia selalu ada di sekitar gw dan mengacaukan seluruh hidup gw"

"Maksudnya.." 

"Dia bencana buat gw, loe pasti gak ngerti, liat aja kelakuan dia, menyebalkan.." cerocos Rachel, lalu pergi keluar ruangan melanjutkan pekerjaannya


Benar saja, ada-ada saja yang dia lakukan, meminta kopinya diganti karena terlalu kental, atau meminta cake dengan banyak topping, dan sampai akhirnya Rachel dibuatnya jengkel

"Rachel, tamu itu minta kamu samperin dia" tutur Fery, salah satu pelayan yang dikerjai malam ini, dengan tampang cemberut dan kesal dia beranjak dari belakang meja pesanan


"Mau apa??" sergah Rachel saat sudah di samping dia

"Wah, rupanya cuma yang ini yang galak" katanya tersenyum dan masih terus menatap Rachel

"Loe lebih cakep pake seragam ini" tambah Reno sambil melihatnya dari atas sampai bawah

"Gak usah macem-macem disini, kalo loe gak suka gw, loe gak perlu bikin kehebohan disini, loe cukup kasih taw gue dimana tempatnya kita bisa selesaikan ini tanpa melibatkan orang lain, tanpa memperdulikan loe adalah tamu disini, gw minta loe pergi, atau security yang keluarin loe..." Rachel tidak kuat menahan semua unek-uneknya, Reno menatap diam

"Jam berapa loe pulang?" ujar Reno

Rachel mengernyit mendengar pertanyaan dia, 
"Kenapa emangnya" ujar Rachel masih sewot
"Selesaikan apa yang loe bilang tadi" katanya santai mengaduk kopinya
Rachel menggeram dan menyebutkan angka "11" dari mulutnya, terdengar seperti mendesis, dan Reno minta diulangi
"Jam sebelas, dan sekarang apa lagi yang loe minta?" bentak Rachel
"Gw tunggu loe pulang" katanya seraya bangkit dari kursinya
"Dan ini tip buat loe.." tambahnya sambil menaruh uang beberatus ribu di meja, Rachel hanya melongo dan sebelum sempat berkata apa-apa, Reno sudah di pintu keluar...

Jam 23.15, Rachel keluar dari cafe, diluar hujan, dia berdiri di teras cafe dan menunggu hujan turun, Fery menawarkan tumpangan naik motornya, belum sempat Rachel naik, mobil sedan menghampirinya, saat kaca diturunkan, ternyata Reno..

"Lupa sama janji loe?" tanyanya dari dalam mobil
Rachel diam dan menyerahkan kembali helm fery
"Sorry, gw gak jadi numpang loe ya, thanks.." katanya tersenyum, Fery hanya mengangguk dan melihat Rachel menghampiri mobil itu

"Jadi, kalo sama orang lain loe bisa senyum manis gitu.." ujar Reno tiba-tiba memecah kesunyian di dalam mobil

Rachel semakin bingung apa maunya cowok ini, dia hanya diam

"Loe belum tanya rumah gw dimana, gimana caranya loe anterin gue pulang?" kilah Rachel

"Siapa yang mau anterin loe pulang?"

Rachel tidak terkejut, dia sudah tahu kalau saat ini dia terjebak permainan gila Reno, lalu di menatap muka Reno, dia tidak terlihat bercanda, dan jalanan yang dilewati makin lama makin menjauhi pusat kota, Rachel berusaha tenang


Setelah beberapa lama di jalanan, Reno membelokkan mobilnya ke halaman rumah yang cukup luas, daerah yang dituju sudah di perbatasan kota, rumahnya ada di tengah hutan dan ini sudah dini hari, jadi Rachel tidak mungkin lari dari sini dan menghindari Reno, sudah pasti dia dimakan macan diluar sana


"Tempat apa ini?" tanya Rachel akhirnya setelah sekian lama menahan pertanyaan itu
"Tempat kita menyelesaikan masalah kita" jawabnya masih menatap ke arah depan

Ia memarkirkan mobilnya


Hujan sudah berhenti, dengan sedikit gugup Rachel membuka pintu mobil dan mengikuti Reno masuk ke dalam, rumah kayu ini sepertinya terawat bersih, ruang tamunya memiliki sofa yang lebar dan sepertinya empuk, dia hanya berdiri, takut jika dia melangkah lebih dalam dirinya akan terhisap rumah itu


"Ngapain bengong disitu?" Reno mengagetkan

"Sebenernya mau ngapain sih kita kesini, jangan gak jelas gini dong.." ujar Rachel

"Loe sendiri yang minta" Reno menghampiri, semakin Reno mendekat, semakin banyak langkah mundur yang diambil Rachel, muka Reno makin dekat dan terus memojokkan dia sampai terpentok di sofa, badan Rachel terhuyung ke belakang, namun Reno menangkapnya dan memeluk pinggangnya, Rachel menahan nafas takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya

"Badan loe enak juga buat dipeluk, kebetulan guling gw lagi gak ada, gimana kalo loe yang gantiin?" tuturnya sambil memperhatikan seluruh muka Rachel dan turun ke dadanya


Rachel berontak, mendorong tubuh Reno, yang membuat Rachel terduduk di sofa, Reno berdiri di hadapannya, sebelum sempat Rachel bangkit, Reno sudah menahan tubuhnya dan mencengkeram tangannya, dia merasakan tubuh kekar itu mendesaknya di sofa, membuatnya benar-benar tidak bisa bergerak, dalam himpitan itu Rachel masih berusaha berbicara

"Lepasin gue..brengsek..." ujar Rachel terbata-bata, tapi Reno tidak memperdulikan, dia menatap muka Rachel, membuatnya makin gugup dan takut


Setelah Rachel benar2 tidak bisa bergerak -atau sudah kehabisan tenaga- Reno mendekatkan mukanya lagi, nafas beratnya sangat mengganggu jantung Rachel, perlahan muka Reno semakin dekat, beberapa inchi lagi bibir mereka akan bersentuhan, dan Reno menghentikan gerakannya, membuat nafas Rachel semakin cepat dan berat, lembut Reno menyentuh bibir Rachel dengan bibirnya, Rachel menutup mata saking takutnya, sebentar dan kemudian Reno menjaga jarak lagi, tersenyum lalu bangkit


Rachel diam, membenarkan posisi duduknya, menjadi lebih tegak, membenarkan pakaiannya yang acak-acakan, dia melihat Reno masuk ke dalam dan keluar lagi membawakan 2 cangkir coklat hangat

"Kalo gue terusin,, coklatnya keburu dingin" katanya sambil menyerahkan cangkir ke Rachel dan duduk di sampingnya, hujan masih deras di luar sana...


Rachel terbangun kaget, melihat sekeliling, ternyata ini bukan kamarnya, dia menyingkap selimutnya, dan menjerit melihat dia tidak menggunakan pakaiannya, atau lebih parahnya tidak menggunakan pakaian apapun, dengan erat dia memegang selimut dan menutupi lagi tubuhnya, dia melihat sekitar, tidak ada bajunya


Pintu terbuka, Reno masuk hanya dengan celana pendeknya, sepertinya baru bangun juga, dia menggaruk-garuk kepala, Rachel menutupi seluruh badannya dengan sangat rapat, matanya mengikuti arah langkah Reno


"Gak usah ditutupin, gue udah liat semuanya ko.." katanya cuek sambil menyulut rokoknya dan duduk di kasur

"Apa maksud loe?! " dia menahan agar tidak menangis

"Gue tahu dimana tanda lahir loe" katanya dengan senyum liciknya

"Brengsek loe.." Rachel melempar bantal, tapi Reno masih santai menatapnya

"Jangan pernah percaya sama minuman dari orang asing.." katanya sambil mengusap kepala Rachel dan berlalu meninggalkan dia, akhirnya Rachel menangis, dia tidak tahan, Reno benar-benar bencana buat dia, sekarang dia kehilangan miliknya, masih dalam balik selimut, dia menangis


...
Dia masih di tempat tidur, setelah menangis tadi, Rachel tertidur lagi, dia melihat di kursi ada gaun panjang, Rachel bangkit dan melihatnya sekilas, kemudian dia menuju kamar mandi


Hanya berbalut handuk, dia keluar kamar mandi dan Reno sudah ada dikamar memergoki Rachel, dia merasa kaku, Reno memandangnya seperti Rachel ingin dilahapnya, dan karena Rachel mengingat Reno pun sudah menelanjanginya tadi malam, jadi dia tidak ingin merasa canggung lagi


"Mana baju gue" katanya

"Ini.." jawabnya sambil memberikan gaun panjang yang dilihatnya di kursi

"Loe apain baju gue?" 

"Gue sulap jadi begini.. ayo pake"

Dia mengambil gaun itu, dan melihat Reno dengan alis mengkerut
"Gue mau ganti baju, sana keluar" katanya sewot
"Kenapa gue mesti keluar?" Reno malah bertanya balik
Rachel sesak nafas, jadi dia harus berganti pakaian di depan Reno juga??
"Keluar...!!" sentaknya
"Gak mau.." balas Reno malahan menyandarkan tubuhnya
Rachel pergi berbalik ke kamar mandi, walau agak repot, lebih baik dia begini daripada Reno melototin tubuh dia yang telanjang


Rachel keluar kamar mandi dengan rambut basah dan gaun merah marun yang indah, Reno yang bersandar langsung menegakkan badannya dan menghampiri dia

"Ternyata pas.." katanya sambil menggandeng tangan Rachel, Rachel hanya menurut, entah kemana lagi dia akan membawanya pergi...

Hanya ke halaman belakang ternyata, Reno menyiapkan makan malam, lengkap dengan lilin dan lampu-lampu temaram. Rachel melihat sekeliling, pemandangannya bagus...


"Mau loe apa sih sebenernya?"

"Gue mau makan..."jawabnya santai

"Maksud gue, kenapa loe lakuin ini semua?"

"Loe yang minta" katanya masih sambil makan

"Gue gak pernah minta diculik begini" bentaknya

"Sampai kapan loe nyiksa gue?" tambah Rachel
"Sampai gue puas, sampai loe bener-bener gak bisa lepas dari gue, yang selalu jadi bencana buat loe"
"Apa untungnya buat loe?" tambah Rachel meratap,
Reno berhenti menyuapkan makanan
"Dari kemaren perut loe belum diisi, sekarang makan dulu..." kilah Reno, sekarang menatap tajam ke arah Rachel, tanpa ada pilihan, Rachel pun menurut, menyuapkan makanan ke mulutnya


Reno masih nonton TV dari sejak selesai makan, Rachel duduk di dapur dan menyeduh teh, dia tidak ingin meminum buatan tangan Reno, karena takut seperti tadi malam, Reno bangkit dari sofa dan menuju dapur, melihat sekilas ke arah Rachel dan membuka pintu kulkas, dia mengambil kaleng soda dan membukanya, meminumnya beberapa teguk, Rachel berusaha untuk tidak melirik ke arah Reno, tapi karena merasa risih Reno berdiri begitu lama di sampingnya, Rachel pun menoleh dan melihat mata Reno sedang menjelajahi tubuh Rachel


Rachel bangkit dan keluar dari dapur, pergi ke ruangan lain, asalkan tidak berduaan dengan Reno. Rachel menuju ruang baca, heran juga Reno memiliki ruang baca, dia melihat lukisan-lukisan dan gambar-gambar yang sebagian besar terlihat eksotis, lalu Rachel mengambil salah satu buku di rak dan mulai membacanya, menjaga tubuhnya tetap terbangun dan tidak tidur...

Rachel membuka matanya, dan memaki dalam hati, ternyata dia ketiduran diruang baca, dia langsung memeriksa seluruh tubuhnya, pakaiannya masih lengkap, Rachel lega kali ini Reno tidak menyentuhnya saat Rachel lengah, dia lalu keluar ruangan, sudah hampir pagi, TV masih menyala, Rachel melihat Reno sudah tertidur di sofa, agak terkejut melihat dia hanya menggunakan celana pendek, dadanya dibiarkan telanjang, Rachel mengambilkan selimut untuk dia dan menyelimutinya sampai ke leher


Perlahan Rachel menyelimutinya, namun kedua tangan Reno dengan cepat menangkap Rachel ke pelukannya dan membaringkannya disisinya, membuat Rachel sedikit tertindih dan tidak bisa bergerak, dalam sesaknya dan terengah-engah Rachel berteriak

"Brengsek.. lepasin gue..." tapi Reno tidak perduli, matanya masih terpejam dan dia memeluknya seperti guling, Rachel berusaha melepaskan diri

"Brengsek... gue gak bisa nafas..." engahnya, lalu Reno membuka matanya, dan langsung mencium Rachel tanpa minta persetujuan, Rachel yang kaget makin tidak bisa bernafas, Reno menciumnya tanpa henti, dan lama...


Setelah berhasil melepaskan diri, Rachel menghempaskan Reno ke bawah sofa, lalu duduk dan menyeka mulutnya


"Dasar cowok brengsek.." umpatnya masih terengah, Reno hanya tertawa,

"Tadi loe bilang gak bisa nafas, barusan kan gue kasih nafas bantuan" ujarnya tenang dan duduk di depan Rachel, Rachel mau tidak mau harus melihat tubuh bagian atas Reno yang telanjang

"Sexy ya badan gue.." katanya sambil mengelus perutnya dan mencondongkan tubuhnya ke arah Rachel, dia langsung bangkit dan pergi ke dapur


"Anterin gue pulang" tutur Rachel di ruang makan, Reno sedang menyeduh kopinya

"Kenapa?"

"Gue masuk kerja jam 5 sore"

"Mulai sekarang, loe gak perlu masuk kerja, karena loe udah di pecat sama boss loe.."

"Maksud loe apa?"

"Gue telepon kemaren, gue bilang loe hamil, mana ada pelayan cafe bunting..jadi, boss loe langsung pecat loe deh.." katanya santai sambil meneguk kopinya
"Cowok brengsek..!!" katanya melempar tempat tissu ke arah dia yang hampir mengenai kepalanya
"Sampai kapan loe puas hancurin gue?!" teriak Rachel, bangkit dari kursinya, Reno masih diam dengan muka tak bersalah
"Loe mau apa lagi sekarang?" tambah Rachel
"Mau hancurin gue kaya gimana lagi? setelah ini gue hamil, trus loe gak perduli, kuliah gue berantakan dan gue gak punya duit, mesti gimana gue setelah itu?!" katanya lalu menyerang Reno, cangkir kopinya jatuh, tangan Rachel meninju tak tentu arah, Reno berusaha menahan, Rachel terus mencoba memukul Reno sambil terisak, Reno berhasil menahan tangan Rachel, dia memeluknya, mendekapnya erat sampai tangan Rachel tak bisa bergerak dan lemas karena kelelahan, Rachel masih menangis di pelukan Reno
"Udah cukup besar belum bencana yang gue buat?" tanya Reno masih memeluknya, Rachel mengangguk
"Bukan cuma bencana besar, tapi udah hancur semua.." jawab Rachel makin terisak, dan memeluk perut Reno yang semula dia berusaha melepaskan diri, Rachel perlu ini, walaupun benci untuk mengakui kalau pelukan Reno menenangkan


Rachel sangat kesal, HP-nya lowbatt, dia tidak bisa klarifikasi kepada boss-nya, dia tidak hamil... dia masih ingin kerja.. atau mungkin Reno berfikir kelakuannya semalam akan membuat Rachel hamil? Makanya dia menelpon boss, Rachel makin kesal, semuanya dihancurkan oleh Reno, saking lamanya dia menangis, sampai sesak nafas dan hampir jatuh pingsan, Reno membopongnya ke sofa, Rachel masih terisak seperti anak kecil, lalu tertidur karena lelah...

Rachel membasuh dirinya sedikit lama, dia ingin melepaskan penat dan kesal, memeriksa tubuhnya, adakah yang berubah atau berbeda setelah ini semua, merasakan seperti apa jika memang dia benar-benar hamil, tapi dia tidak menemukan jawabannya


Setelah mandi dia merasa agak baikan, dan baru merasakan perutnya lapar, dia tidak melihat Reno dimana-mana, dan dia pun tidak ingin mencarinya, dia membuat telur dan roti, saat itu Reno masuk ruangan, seperti sudah mengerjakan sesuatu yang berat, Reno melirik sebentar ke arah dapur dan melihat Rachel sedang makan roti sambil membaca majalah, lalu dalam hati dia tersenyum


Rachel sedang memandang ke arah lembah di halaman belakang, rumah ini terletak di ujung bukit, saat dia melongok ke tepi tembok, dia melihat jurang yang cukup dalam, dan hampir tersentak saking kagetnya


"Mau bunuh diri?" tanya Reno di belakangnya, Rachel langsung berbalik, 

"Kenapa loe selalu ngagetin gue?" katanya terengah, Reno menarik tangannya, membawanya ke kamar atas

"Loe mau ngapain?" katanya lalu melepaskan tangannya, Reno berdiri di depan lemari dan membuka pintunya, memilih salah satu baju kasual, lalu menyerahkan ke Rachel

"Pakai ini" katanya sedikit memaksa

"Kenapa memangnya?" Rachel heran, tapi Reno tidak menjawab, dia menarik tubuh Rachel dan membuka paksa kaos yang dia pakai, muka Rachel memerah karena menahan marah dan malu, karena sekarang dia hanya menggunakan pakaian dalam, lalu dengan perlahan Reno memakaikan sweater ke tubuh Rachel, Reno memegang leher Rachel dan mengeluarkan rambut dari balik pakaiannya, kemudian berhenti sesaat, Reno menarik pelan leher Rachel sampai dia agak terdongak dan mencium bibirnya lembut


Selesai berpakaian, Reno menarik tangan Rachel lagi,

"Mau kemana sih?" tanya Rachel, sebelum dijawab Reno, mereka sudah sampai halaman depan, dan membimbing Rachel menaiki kuda putih, dan Reno sendiri naik di belakang Rachel, menarik talinya dan menuntun kuda itu pergi ke luar halaman, Rachel sedikit takut saat kuda itu mulai berjalan, sambil memegang tali, salah satu tangan Reno memeluk perut Rachel


Mereka berkuda cukup jauh, tapi tidak berbicara apapun, Reno sesekali mencium wangi rambut Rachel dan menciumnya kepalanya, dan Rachel pun membiarkannya, Reno membantu Rachel turun dari kuda dan duduk di pinggir air terjun...

Hari sudah larut, mereka berkuda lebih lambat,

"Kenapa loe ngotot banget nyekap gue disini?" tanya Rachel

"Gue lakuin apa yang gue suka" jawabnya singkat

"Udah cukup belum?"

"Apanya?"
"Bikin gue begini" katanya lirih
"Loe gak kehilangan apa-apa ko.."
"Maksud loe? bikin gue kehilangan kerjaan, berantakin kuliah gue nanti, dan ambil keperawanan gue, apa namanya?!?! apalagi kalo bukan ngehancurin.."
Reno memeluk pinggang Rachel, kuda putih yang mereka naiki berhenti,
"Kuliah loe gak berantakan karena loe hamil, apalagi kerjaan loe, karena gue gak ambil mahkota loe, bahkan gak menyentuhnya sama sekali" jawab Reno setengah berbisik


Rachel bingung mendengar apa yang dikatakan Reno, haruskan dia percaya Reno...

"Gue gak ngerti" tutur Rachel

"Waktu itu gue emang lepasin baju loe, karena basah, tapi gue gak bisa pasangin baju lagi, takut loe bangun, jujur memang tadinya gue mau kerjain loe, bikin loe bener-bener gak bisa lepas dari gue, tapi gue gak mau" Rachel terdiam mendengar itu

"Loe juga gak di pecat sama boss loe ko, gue minta cuti beberapa hari buat loe, dan dia ngasih, jadi, loe gak kehilangan apa-apa kan?"

"Cowok brengsek...!!"katanya, tapi kali ini dia tidak sedang marah saat mengucapkan itu


Reno mengantarkan Rachel kembali ke tempatnya, masa cuti dia sudah habis, Reno pun akan berlibur dengan teman-temannya untuk menghilangkan kejenuhan karena tidak menjahili Rachel


...
"Selamat..." 

"Malam mba, saya mau pesan mbak.." cowok tinggi itu melihat-lihat menu

"Silahkan, mau coba kopi baru dari cafe kami?" tutur Rachel menerka-nerka cowok di depannya

"Gak usah, saya suka kopi saya yang dulu, gak ada yang bisa gantiin deh pokonya..." jawabnya mendongakkan kepala

"Pesan kopi apa?" tanya Rachel berusaha menahan tawa
"Kopi yang buatnya pake racikan 'cowok brengsek' mbak.." 

katanya memandang Rachel dengan muka polosnya, Shela dan teman-teman lainnya tertawa mendengar itu, Reno datang lagi setelah 1 minggu berlibur


Reno menunggu Rachel sampai pulang kerja, teman-temannya sudah mengetahui kejadian 'penculikan' kemarin, bahkan Reno minta izin sama boss-nya juga supaya kalau Rachel menelpon boss-nya, dia mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang Reno ceritakan waktu itu


"Kangen sama gue gak?" tanya Reno saat dia mengantar Rachel pulang

"Kenapa gue mesti kangen?!" kilahnya

"Gak ada yang gangguin loe.." 

"Justru gue ngerasa damai loe gak ada, gak ada penyiksaan lagi buat gue" katanya

"Mulai hari ini, gue bisa gangguin loe lagi"
"Kapan sih loe biarin gue tenang?!" ujar Rachel
"Sampe loe bener-bener gak bisa lepas dari gue, dan gak dimiliki siapapun, karena gue yang akan milikin loe selamanya, utuh, bukan karena harta, tubuh , ataupun keadaan..." jawab Reno, 


Rachel tidak bisa berkata apa-apa, ucapannya sangat manis dan mengena, tak menyangka 'cowok brengsek' ini bisa ungkapkan perasaan hatinya seperti ini, tidak ada kata 'cinta' atau pun 'janji'

"Gue memang gak bisa lepas dari loe.." ujar Rachel, Reno tersenyum dan memandang Rachel, berteriak dalam hati, namun tetap menyembunyikan kegembiraannya, mobil Reno melaju dengan tenangnya


Author : ...inu... >>> 27 dec 2008

0 on: "Al Kisah Rachel & Reno"